BAB I PENELITIAN STILISTIKA PUISI CHAIRIL ANWAR

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Dilihat dari bentuknya sastra dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu prosa, puisi dan drama. Yang mana tiga bentuk tersebut mengandung nilai-nilai dan ciri-ciri yang berbeda dan dapat dianalisis dengan beberapa metode yang berbeda. Purwanta mengatakan puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Sumardi mengatakan bahwa puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang dipersingkat, dipadatkan bahasanya dan diberi irama sesuai bunyi yang padu dengan pemilihan kata kiasan yang bersifat imajinatif. Berbeda dengan herman waluyo yang menyebut bahwa pengertian puisi merupakan karya sastra tertulis yang paling awal ditulis manusia dalam sejarah.
Puisi adalah sebuah karya sastra berwujud tulisan yang didalamnya terkandung irama, rima, ritma dan lirik dalam setiap baitnya. Umumnya unsur diatas puisi juga memiki makna dan dapat mengungkapkan perasaan dari sang penyair yang dikemas dalam bahasa imajinatif dan disusun menggunakan struktur bahasa yang padat penuh makna. Puisi merupakan karya seni berupa tulisan yang menggunakan kualitas estetika (keindahan bahasa) sehingga berfokus pada bunyi, irama, dan penggunaan diksi, dan umlah baris tiap-tiap baitnya. Berdasarkan jenisnya puisi dapat dibagi menjadi dua jenis yakni puisi baru dan pusi lama. Masing masing jenis puisi tersebut tentunya memiliki ciri-ciri dan struktur yang berbeda antara puisi baru dan puisi lama.
Terdapat banyak sastrawan yang karya puisnya sangat indah dan memiliki ciri-ciri tersendiri yang sangat unik sebagaimana Chairil Anwar yang dikenal sebagai “Si Binatang Jalang” (dalam karyanya berjudul Aku) adalah pelopor Angkatan ’45 yang menciptakan trend baru pemakaian kata dalam berpuisi yang terkesan sangat lugas, solid dan kuat. Dia bersama Asrul Sani dan Rivai Apin memelopori puisi modern Indonesia. Chairil Anwar meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Hari meninggalnya diperingati sebagai Hari Chairil Anwar.
Bahasa yang diciptakan Chairil Anwar merupakan bahasa Indonesia yang terbebas dari pola bahasa Melayu. Sebagai contoh, ia tidak lagi menyatakan “beta” seperti dalam puisi salah satu penyair Pujangga Baru, tetapi menyebut dirinya “Aku karena situasi masyarakat yang serba (ke-“kita”-an) karena itu dia berani menyebutkan individualitasnya dengan kata”Aku”. Meski banyak puisinya diilhami oleh puisi asing, namun puisi-puisinya memiliki gaya khas yang hanya dimiliki oleh Chairil Anwar. Karyanya memiliki ragam bahasa khusus. Bahasanya yang ekspresif, penuh vitalitas dan meledak-ledak, menunnjukkan ekpresi baru bahasa Indonesia. Banyak puisinya menggunakan bahasa yang menyimpang yang bertujuan untuk untuk memperindah puisinya. Keindahan ini banyak muncul dalam karya sastra, karena sastra memang saarat dengan unsur estetik. Melalui gaya bahasa, bahasa dan sastra berjalan seiring bersama sampai mewujudkan dunia tersendiri. Gaya bahasa satra memiliki kekhasan dank arena menyimpan aroma astetik. Kekuatan estetik yang mandiri inilah seakan-akan karya sastra memilih wilayah yang kuat yang mana dapat diteliti dengan metode penelitian Stilistika.
Sedangkan dalam linguistik kajian yang bertujuan meneliti aspek khusus pemakaian bahasa dalam karya sastra adalah stilistika. Pengkajian stilistika juga menyadarkan kita akan kiat pengarang dalam memanfaatkan kemungkinan yang tersedia dalam bahasa sebagai sarana pengungkapannya. Stilistika adalah ilmu bagian linguistik yang memusatkan diri pada variasi-variasi penggunaan bahasa, yang paling sadar dan kompleks dalam kesusastraan. Stilistika berarti studi tentang gaya bahasa, mensugestikan sebuah ilmu, paling sedikit sebuah studi yang metodis.Dengan demikian puisi dikaji dari beberapa teori, metode, pendekatan, dan strategi untuk mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya. Adapun teori atau pendekatan yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah teori stilistika yang memiliki hal-hal yang mendasar untuk dijadikan sebagai studi stilistika dalam konteks kajian sastra yang bisa dihubungkan dengan kegiatan penelitian sastra. 
Stilistika adalah penggunaan gaya bahasa khusus dalam karya sastra yang berkaitan dengan pengertian ilmu tentang gaya bahasa secara umum, meliputi aspek kehidupan manusia Ratna (2014:5). Bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah karya sastra. Bahasa dalam karya sastra mengandung unsur keindahan. Keindahan adalah aspek dari estetika. Pemakaian bahasa dalam karya sastra yang runtut dan sesuai gramatikal memang baik, tetapi terdapat juga pemakaian yang memperlihatkan keunikan bahasa atau yang menyimpang dari pola umum. Penyimpangan tersebut merupakan daya tarik karya sastra yang merupakan cerminan dari gaya bahasa dari pengarang. Gaya bahasa setiap pengarang pastinya berbedabeda, untuk mengetahui ciri khas pemakaian bahasa seorang pengarang dapat dilihat melalui kajian stilistika. Karena pada umumnya stilistika lebih banyak dibicarakan dalam ilmu bahasa, khususnya dalam bentuk deskripsi berbagai jenis gaya bahasa. Gaya bahasa berkaitan dengan aspek keindahan.
Proses penciptaan gaya bahasa dalam karya sastra jelas disadari oleh penulis atau pengarang, itu dilakukan dalam rangka untuk memperoleh aspek keindahan secara maksimal. Pada dasarnya dalam karya sastra, gaya bahasa memegang peranan penting, begitu juga dengan stilistika yang dalam genre tertentu seperti puisi, stilistika merupakan unsur terpenting. Pesan dan amanat dalam genre tersebut dapat juga diketahui dengan analisis stilistika. Penelitian stilistika  terdapat dua hal di dalamnya yaitu makna dan fungsi. Makna dicari melalui penafsiran yang dikaitkan ke dalam totalitas karya, sedangkan fungsi terbesit dari peranan stilistika dalam membangun karya.
Puisi-puisi Angkatan ’45 mementingkan isi daripada bentuk . bungkus tidak penting, kata Chairil Anwar, yang penting isinya. Karena itu, puisi-puisi Angkatan ’45 sudah lebih bebas dibandingkan dengan puisi-puisi Angkatan Pujangga Baru yang ketat dengan permainan rima dan bunyi. Meski demikian puisi-puisi Angakatn’45 juga banyak mengandung rima dan bunyi dan juga gaya bahasa sebagaimana puisi-puisi Chairil Anwar.
Rima (persamaan bunyi) adalah pengulangan bunyi berselang, baik dalam larik maupun pada akhir puisi yang berdekatan. Bunyi yang berima itu dapat ditampilkan oleh tekanan dan nada tinggi atau perpanjangan suara. Puisi-puisi yang bergaya rima kental biasanya adalah puisi-puisi melayu dan beberapa puisi angkatan dibwah penulis kontemporer. Mereka menulis puisi-puisi seperti bentuk pantun modern. Artinya ada beberapa bunyi yang sama pada setiap pengulangan bunyi yang berselang. Seperti halnya dengan puisi-puisi Chairil Anwar yang puisinya selain indentik dengan pemilihan gaya bahasa yang juga terdapat beberapa rima di dalamnya sehingga menimbulkan puisi tersebut menarik untuk dibaca dan diteliti.
Pemilihan kata di dalam sebuah baris puisi maupun dari satu baris ke baris yang lain mempertimbangkan kata-kata yang mempunyai persamaan bunyi yang harmonis. Bunyi-bunyi yang berulang ini menciptakan konsentrasi dan kekuatan bahasa atau sering disebut daya gaib kata seperti dalam mantra. Dalam puisi lama dan puisi modern sampai masa Chairil Anwar, persamaan vocal pada akhir baris sangat dipentingkan. Dengan ini peneliti akan mengkaji puisi Cintaku Jauh di Pulau, Senja di pelabuhan Kecil dan Kabar dari Laut karya Chairil Anwar dengan metode pendekatan stilistika.
      B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalah yang akan dikaji dalam penulisan ini adalah :
1.      Bagaimana gaya bahasa dalam puisi Cintaku Jauh di Pulau, Senja di pelabuhan Kecil dan Kabar dari Laut karya Chairil Anwar ?
2.      Bagaimana rima dalam puisi Cintaku Jauh di Pulau, Senja di pelabuhan Kecil dan Kabar dari Laut karya Chairil Anwar ?
     C.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulisan ini memiliki beberapa tujuan yaitu :
1.      Untuk mendeskripsikan gaya bahasa dalam puisi Cintaku Jauh di Pulau, Senja di pelabuhan Kecil dan Kabar dari Laut karya Chairil Anwar ?
2.      Untuk mendeskripsikan rima dalam puisi Cintaku Jauh di Pulau, Senja di pelabuhan Kecil dan Kabar dari Laut karya Chairil Anwar ?
     D. Manfaat
1.      Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kekuatan gaya bahasa dan rima puisi dalam perkembangan karya sastra khususnya dalam analisis puisi dengan metode pendekatan Stilistika.
2.      Secara Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi dan pegangan dalam melakukan penelitian berikutnya dalam penelitian puisi metode pendekatan Stilistika. 



Naimatul Jannah
Universitas Islam Majapahit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN STILISTIKA DENGAN ILMU LAIN

ANALISIS KLASIFIKASI EMOSI PADA CERPEN BUKAN MAHASISWA SAYA KARYA BUDI DARMA

PEMILIHAN BACAAN SASTRA ANAK