ANALISIS PROBLEMATIK SOSIAL

ANALISIS PROBLEMATIK SOSIAL
PADA CERPEN AIR KARYA RAS SIREGAR
Oleh : Naimatul Jannah
5.15.06.13.0.023

ABSTRAK
Karya sastra dapat dikatakan sebagai media penyalur penyampaian suatu gambaran kehidupan sebagai fakta sosial. Diperlukan teori tinjauan atau pendekatan untuk menganalisisnya. Dari sekian banyak macamnya, teori pendekatan yang paling cocok untuk cerita pendek Air karya Ras Siregar adalah tinjauan sosiologi sastra. Kajian jenis ini akan lebih menekankan pada hal-hal yang bersifat sosial kemasyarakatan yang diangkat oleh masyarakat. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul “Analisis Problematik Sosial pada Cerpen Air Karya Ras Siregar”.
Berdasarkan penelitian terhadap cerita pendek Air karya Ras Siregar, disimpulkan bahwa fenomena sosial yang diangkat adalah dampak penyegelan air ledeng bagi masyarakat, tepatnya kedua keluarga serumah tersebut. Di samping itu, beliau juga sedikit mengangkat kisah kesenjangan status sosial di dalam cerita pendeknya tersebut.
Kata kunci: Cerpen, Sosiologi Sastra.


PENDAHULUAN
Cerpen atau cerita pendek adalah sebuah karangan fiksi berbentuk prosa yang singkat dan pendek yang unsur ceritanya berpusat pada suatu peristiwa pokok. Dinamakan cerita pendek karena ceritanya kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu karakter tokoh dalam situasi atau suatu ketika.
Sosiologi sastra merupakan pendekatan karya sastra yang menghubungkan aspek masyarakat dengan karya sastra yang akan dikaji. Pendekatan ini lebih menekankan pada hal-hal yang bersifat sosial kemasyarakatan yang diangkat pengarang sebagai penjelas fenomena sosial.
Terdapat tiga macam pendekatan sosiologi sastra. Pertama, sosiologi pengarang yang mempermasalahkan segala sesuatu yang menyakut pengarang seperti status sosial dan ideologi yang dianut pengarang. Dalam kajian jenis ini, latar sosial pengaranglah yang akan dipergunakan untuk mengkaji karya sastra. Kedua, sosiologi karya sastra yang mempermasalahkan hal-hal yang tersembunyi atau tersirat dan tujuan karya sastra itu dibuat. Terakhir, sosiologi antara pembaca dan pengaruh sosialnya.
Dari penjelasan mengenai pendekatan sosiologi sastra di atas, jenis pendekatan yang relevan dan sederhana untuk digunakan sebagai pedoman pengkajian adalah sosiologi sastra mengenai karya sastra. Di sana, diperlukan ketelitian dalam menemukan dan memahami permasalahan atau topik utama yang di angkat oleh pengarang.
Air merupakan salah satu cerpen karya Ras Siregar. Beliau merupakan sastrawan Indonesia asal Rantauprapat, Sumatera Utara. Karyanya dimulai pada tahun 1964 dengan kumpulan cerpennya, Harmoni dan Romannya. Kumpulan cerpen Harmoni mengisahkan tentang perjalanan hidup tinggal di daerah Harmoni, Jakarta di era 1960-an. Mulai dari lika-liku perumahtanggaan, kesulitan ekonomi, hingga masalah sosial yang timbul. Kemudian dilanjutkan dengan buku Bahasa Indonesia Jurnalistrik di tahun 1987 dan novel Di Simpang Jalan pada tahun 1988. Tujuh tahun sebelum beliau wafat, tahun 1986.
Alasan peneliti tertarik mengkaji cerita pendek Air karya Ras Siregar ini dikarenakan terdapat keistimewaan tersendiri pada topik bahasan atau masalah utama yang diangkat. Lewat buku cetakan 1964 itu, beliau memaparkan dan menggambarkan bagaimana suasana dan kondisi Indonesia setelah di sekitar 20 tahun merdeka berlatar setting hidup keseharian keluarga. Alasan kedua yang mendasari pemilihan cerita pendek ini adalah adanya julukan sastrawan ngebut atau penulis sprint oleh seorang teman Ras.
Penjabaran latar belakang di atas mendasari peneliti untuk memunculkan judul kajian “Analisis Problematik Sosial pada Cerpen Air Karya Ras Siregar”. Peneliti berharap dengan adanya kajian ini, dapat dijadikan referensi, memperluas ilmu pengetahuan, dan menjawab keingintahuan peneliti maupun para pembaca.
METODE
Metode yang dilakukan adalah metode deskriptif analisis dengan menggunakan sumber kepustakaan. Lewat metode ini, fakta-fakta dari sumber data dideskripsikan kemudian dianalisis. Tidak hanya menguraikan            dan mendeskripsikan, metode ini juga memberikan pemahaman dan penjelasan.
Sumber data juga dibagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yang digunakan peneliti adalah cerita pendek Air karya Ras Siregar. Sedangkan sumber data sekunder didapat dari bahan bacaan yang berkenaan dengan cerita pendek tersebut.
PEMBAHASAN
1.      Masalah sosial yang diangkat pengarang dalam cerita pendek Air karya Ras Siregar
Pada cerita pendek Air karya Ras Siregar, masalah atau fenomena sosial utama yang diangkat adalah masalah air bersih di kawasan ibu kota Jakarta, tepatnya di Harmoni.
Diceritakan bahwa Harmoni merupakan kawasan elit dengan berbagai macam bangunan menjulang menghiasinya. Berikut kutipan cerita pendek Air karya Ras Siregar (1987: 28) yang mengatakan bahwa,”Harmoni! di satu deretan toko-toko mewah dan kantor-kantor yang menghasilkan banyak. Harmoni!” Dengan kesan sebagai kawasan elit, tak heran jasa air ledeng di Harmoni tak pernah bermasalah. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan cerita pendek Air karya Ras Siregar (1987: 28) yang mengungkapkan,”Aku rasa, Harmoni ialah satu daerah yang surplus air.
Di lain daerah di ibukota Jakarta, berbeda lagi. Masih banyak kawasan yang kekurangan air bersih, malah langka. Hal ini disimpulkan peneliti dari kutipan cerita pendek Air karya Ras Siregar (1987: 28) yang mengungkapkan “Beberapa tahun yang lalu, aku pernah tinggal di daerah Kemayoran. Airnya setetes-setetes. Kalau aku mandi lebih dari lima gayung, induk semangku akan bermuka masam. Lantas, ketika aku pindah ke Petojo, airnya mengucur sebesar kencing monyet. Tapi tetap, jika aku mandi lebih dari lima gayung, induk semangku akan mengomel panjang. Katanya air mahal! Ketika aku tinggal di Grogol hanya mandi dengan air sumur. Coklatnya memang tidak secoklat Kali Ciliwung. Gerutuan tetap saja sama. Air mahal! Maksudnya tentu air minum! Lebih dari itu, mereka merasa iri dengan orang yang sudah hidup dengan air ledeng. Kecuali daerah elite Menteng dan Kebayoran Baru, semua orang menggerutu tentang air.”
Tidak hanya kawasan ibukota yang tidak terlewati jasa air ledeng saja yang disebutkan pada kutipan di atas. Juga dari kutipan tersebut dapat dilihat bahwa setelah sekitar 20 tahun Indonesia merdeka, di daerah ibukota Jakarta saja masih banyak orang yang hidup tanpa air ledeng mengaliri. Tentu ini akan mempengaruhi fenomena dan gejala sosial yang ditimbulkan.
Dalam cerita pendek Air karya Ras Siregar ini juga sempat diceritakan bagaimana pengaruh air bersih itu sendiri pada kehidupan masyarakat. Indonesia yang dikelilingi oleh air tidak mampu memberi air bersih pada rakyatnya, tentu akan menuai pro dan kontra di lingkungan. Berikut kutipan yang didapat dari cerita pendek Air karya Ras Siregar (1987: 29). “Indonesia penuh dengan air. Tapi akhirnya diharuskan membeli air dari pemikul-pemikul dengan harga tinggi. Ini pun biasa! Seperti harga barang naik, mulanya menggerutu, protes kiri dan kanan, akhirnya protes ituditelan keprotesan massa. Lantas jadi biasa.
Tak terkecuali, tokoh “Aku” dalam cerita pendek Air karya Ras Siregar juga merasakan dampak kekeringan air, sejak ledeng tempat tinggalnya disegel. Pertengkaran mulai terdengar di antara istri rekan dan istri tokoh “Aku” . Lilitan masalah ekonomi keluarga rekan makin kencang dan pada klimaksnya, harga air pikulan yang digunakan dua keluarga dalam satu rumah itu naik 15 perak per pikulnya. Berikut kutipan pendukung pernyataan di atas dari cerita pendek Air karya Ras Siregar (1987: 34 – 35). “Sial bagi tamu itu yang datang itu karena sehari kemudian ledeng air disegel berhubung peringatan untuk ketigakalinya tidak kami indahkan. Dan sejak itu, keran air terkunci dan setetes air pun tiada. Wastafel di kamarku menguning. Kloset berbau yang sangat menusuk dan memualkan. Tahi anak- anak dan warna air kencing kuning kemerah- merahan.” Dilanjutkan dengan kutipan yang mendukung pernyataan bahwa pertengkaran antara istri rekan dan istri tokoh “Aku” mulai terdengar. “Ketika aku pulang dari kantor, kudengar isteri rekan serumah dan isteriku sedang bertengkar.
“Kamu, sih, buka air besar-besar!” bentak istri rekan.
“Habis!”
“Habis apa? Mandi semaunya! Make  air sesukanya!”
“Bayarnya sama saja,” balas isteriku kalam. “Mentang-mentang suamimu mampu!”
“Terlalu! Make air semaunya! Kalau sudah distop, eh-eh, malah sok tenang!” gerutu isteri rekan dengan berani.
“Kalian yang mandi berapa? Kami kan hanya berdua! Tapi, bayaran jumlah kamu semua dan kami berdua, yah sama saja! Jadi, yang royal itu, buakn kami,” kataku kalam” (Siregar, 1987: 35 – 36).
 Adanya kutipan di atas memperjelas fenomena sosial yang terjadi pada keluarga rekan dan keluarga tokoh „Aku‟ dalam cerita pendek Air karya Ras Siregar. Keluarga rekan memperoleh rejeki berlebih lewat menyatut dan hidup sejahtera. Mereka sekeluarga bahagia, namun di lain pihak sifat mereka berangsur berubah menjadi lebih ego dan sombong. Namun roda berputar, kini keluarga itu mulai merasakan berat beban tanggungan keluarga. Hal itu dikarenakan pencatutan rekan tokoh “Aku” tidak mendapat komisi lagi.
2.      Permasalahan yang diangkat dalam cerita pendek Air karya Ras Siregar dan mengkajinya
Lewat cerita pendek Air, Ras Siregar memaparkan fenomena sosial yang sedang berlangsung saat itu. Melalui cerita pendeknya, tokoh “Aku” ditempatkan sebagai tokoh utama. Tokoh “Aku” diposisikan untuk mewakili keadaan di era 1960an. Lewat tokoh “Aku” juga, peneliti dapat mengetahui fenomena sosial apa saja yang ingin disampaikan Bung Ras kepada pembaca cerita pendeknya.
Tokoh “Aku” memberi gambaran bahwa kawasan tempat tinggalnya, Harmoni, merupakan kawasan elit. Sehingga jasa pelayanan air ledeng siap sedia. Juga diceritakan bagaimana dampak yang dialami tokoh “Aku” saat jasa air ledeng tersebut disegel. Selain dampak penyegelan jasa air, Ras Siregar juga menyelipkan nilai sosial mengenai kesenjangan status sosial di masyarakat. Hal ini disiratkannya lewat tindak tanduk keluarga rekan tokoh “Aku” sesaat setelah menjadi orang berada.
  
SIMPULAN
Dalam pengkajian cerita pendek Air karya Ras Siregar, dibutuhkan empat tahap pengkajian. Pada tahap pertama, peneliti membaca dan merumuskan masalah sosial yang diangkat pengarang dalam cerita pendek Air karya Ras Siregar. Dilanjutkan dengan memberikan kurun wilayah atau sejauh mana kajian tersebut akan diteliti. Setelah membaca, merumuskan, dan memberi kurun  wilayah kajian, peneliti segera menelusuri sumber kepustakaan terutama yang berhubungan dengan masalah yang ingin dikaji. Terakhir, peneliti akan menyimpulkan permasalahan yang diangkat dalam cerita pendek Air karya Ras Siregar dan mengkajinya.
Berdasarkan penelitian, maka peneliti dapat menarik simpulan bahwa cerita pendek Air karya Ras Siregar menempatkan tokoh “Aku” sebagai pencitraan atau perwakilan dari era 1960an. Lewat tokoh “Aku”, Ras Siregar memaparkan fenomena sosial yang sedang berlangsung di era itu. Fenomena sosial yang ditemukan peneliti dalam cerita pendek ini adalah dampak penyegelan air bersih dan timbulnya kesenjangan status sosial berdasarkan harta benda.

DAFTAR PUSTAKA

Faruk. 2013. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Siregar, Ras. 1987. Air. Jakarta: Pustaka Karya Grafika Utama.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN STILISTIKA DENGAN ILMU LAIN

ANALISIS KLASIFIKASI EMOSI PADA CERPEN BUKAN MAHASISWA SAYA KARYA BUDI DARMA

PEMILIHAN BACAAN SASTRA ANAK