PENINGKATAN KETERAMPILAN PANTUN MELALUI RUBIK KERTAS PADA SISWA KELAS VI KELOMPOK BIMBINGAN BELAJAR MANDIRI DUSUN WONOSUKO
PENINGKATAN
KETERAMPILAN PANTUN MELALUI RUBIK KERTAS PADA SISWA KELAS VI KELOMPOK BIMBINGAN
BELAJAR MANDIRI DUSUN WONOSUKO
Oleh:
NAIMATUL JANNAH
5.15.06.13.0.023
Abstrak
Pantun
merupakan salah satu materi pembelajaran Bahasa Indonesia di jenjang SD/MI. Kemampuan siswa kelas VI
dalam
kompetensi keterampilan pantun masih belum optimal. Rendahnya keterampilan
siswa disebabkan beberapa faktor, diantaranya kurangnya minat belajar siswa dan kurangnya
kurangnya media pembelajaran yang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pantun dengan
menggunakan media Pembelejaran Rubik Kertas di Kelompok Bimbingan Belajar
Mandiri. Data
dalam penelitian ini adalah siswi kelas VI kelompok
bimbingan belajar Mandiri dusun Wonosuko desa Tawangsari. Teknik analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model interaktif (Interactive
Model of Analysis) Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran keterampilan pantun
mengalami peningkatan.
Kata
Kunci: Bahasa Indonesia,
Pantun, Rubik Kertas.
Pendahuluan
Karya sastra secara garis besar berupa
prosa, drama, dan puisi. Salah satu bentuk puisi adalah pantun. Pantun
merupakan salah satu hasil karya bangsa Indonesia yang berisi perumpamaan atau
ibarat. Pantun dapat untuk menyatakan segala macam perasaan atau curahan
hati, baik menyatakan perasaan senang, sedih, cinta, benci, jenaka, ataupun
nasihat agama, adat dan sebagainya. Menurut isinya, pantun dikenal dengan pantun nasehat
(pantun orang tua), pantun jenaka, dan pantun teka-teki.
Berdasarkan studi
pendahuluan maupun observasi yang dilakukan peneliti selama enam pertemuan di
kelas IV kelompok bimbingan belajar Mandiri dusun Wonosuko Desa Tawangsari.
Kemampuan siswa dalam kompetensi keterampilan pantun, masih belum optimal. Guru
dalam lingkungan sekolah masih kesulitan dalam menentukan teknik pembelajaran yang
tepat untuk mencapai target yang diinginkan dan belum menggunakan media yang
membangkitkan minat siswa dalam menulis struktur dan kaidah pantun. Siswa juga
masih kesulitan dalam menyusun pantun secara benar, terlebih memilih formulasi
kata yang sesuai dengan aspek kelengkapan struktur dan ketepatan kaidah pantun.
Struktur pantun adalah bentuk atau pola yang membentuk susunan pantun. Peneliti
berfokus pada penulisan pantun yang terdiri atas empat baris per bait dan
penggunaan sampiran dan isi. Peneliti
menekankan tentang bagaimana kecermatan siswa dalam menulis pantun berdasarkan
kesesuaian isi dengan tema, rima atau perulangan bunyi, ejaan yang
disempurnakan maupun pemilihan kata yang tepat.
Berdasarkan latar
belakang di atas, rumusan masalah dalam penilitian ini adalah (1) bagaimana
penerapan media Rubik Kertas dalam pembelajaran pantun pada siswa kelas VI
kelompok bimbingan belajar Mandiri dusun Wonosuko?. (2) bagaimana dampak media Rubik Kertas terhadap
pembelajaran pantun pada siswa kelas VI kelompok bimbingan belajar Mandiri
dusun Wonosuko?.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin
diperoleh adalah (1) untuk mendeskripsikan penerapan media Rubik Kertas dalam pembelajaran
pantun pada siswa kelas VI bimbingan belajar kelompok mandiri dusun Wonosuko dan
(2) untuk mendeskripsikan dampak media Rubik Kertas terhadap peningkatan
keterampilan pantun pada siswa kelas VI bimbingan belajar kelompok Mandiri
dusun Wonosuko.
Tinjauan
Konseptual dan Teoretik
1. Media
Pembelajaran
Media merupakan
salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagi pembawa pesan dari komunikator
menuju komunikan (Daryanto, 2010: 4). Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses
belajar mengajar. Sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar. Media pembelajaran mempunyai kegunaan sebagai
berikut ;
a.
Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.
b.
Mengatasi keterbatasan
ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
c. Menimbulkan gairah belajar
dan interaksi lebih langsung antara siswa dengan sumber belajar.
d. Memungkinkan anak belajar
mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.
2.
Rubik Kertas
Rubik adalah sebuah
permainan teka-teki mekanik yang ditemukan pada tahun 1974 oleh Erno Rubik.
Pada umumnya rubik terbuat dari plastik dan terdiiri atas 27 bagian kecil yang
berputar pada poros. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rubik sebagai
media pembelajaran yang berbahan dasar kertas yang terdiri dari 6 warna.
Masing-masing warna terdiri dari 8 lembar. Pada tiap sisi rubik ditempeli satu
bait pantun. Media pembelajaran rubik kertas diharapkan dapat sebagai penunjang
peningkatan ketrampilan pantun pada siswa.
3.
Bahasa
Indonesia
Bahasa
Indonesia merupakan mata pelajaran wajib di Indonesia dari tingkat SD sampai
SMA untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta
dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan
berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar dan siswa bangga dan
menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa pemersatu bangsa
Indonesia.
Aspek kemampuan
berbahasa yang meliputi keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis yang berkaitan dengan ragam bahasa maupun ragam sastra
4.
Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis
puisi lama asli Indonesia. Pantun terdiri atas empat larik yang merupakan sampiran da
nisi. Antara isi dan sampiran paantun tidaklah berhubungan. Lahirnya pantun
diawali oleh kebiasaan masyarakat Melayu yang senang menggunakan kiasan (Raharja,
2015: 1).
Terdapat
ciri dan syarat pantun diantaranya adalah:
a. Tiap bait terdiri atas empat baris.
b. Tiap baris terdiri atas empat sampai
enam kata atau delapan sampai dua belas suku kata.
c. Baris pertama dan kedua disebut
sampiran, adapun baris ketiga dan keempat disebut isi.
d. Bersajak silang atau a-b-a-b.
e. Pantun berisi curahan perasaan,
bukan pikiran, kehendak, kenangan, dan sebagainya.
f. Tiap bait pantun selalu dapat
berdiri sendiri, kecuali pada pantun terkait.
g. Salah satu ciri pantun yang baik
atau bermmutu, yaitu adanya hubungan antara sampiran dan isi (Muryanto, 2015: 13).
Metode
Kajian
Penelitian ini
dilaksanakan di Kelompok bimbingan belajar Mandiri dusun Wonosuko desa Tawangsari
tempat peneliti melaksanakan KKN. Sumber
data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh (Arikunto,
2013: 172). Sumber data dalam penelitian ini yaitu kelompok
bimbingan belajar Mandiri dusun Wonosuko desa Tawangsari. Data dalam penelitian ini
adalah siswi kelas 6 yang terdiri dari 3 siswa.
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif yaitu metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpostivisme,
digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci. Metode deskriptif analisis merupakan metode penelitian yang
dilakukan dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan dan
menginterpretasikan data. Hal ini sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan
yaitu dengan mengumpulkan data, mengklasifikasikan data dan menginterpretasikan
data.
Teknik pengumpulan data dilkukan dengan teknik tes dan
teknik non-tes. Tes dilakukan untuk memperoleh data dari kemampuan siswa terhadap
penguasaan materi siswa, yaitu dengan nilai siswa menulis pantun berdasarkan
kelengkapan struktur dan ketepatan kaidah. Teknik non tes dibagi menjadi
observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati
(Sugiyono, 2015: 148). Instrumen utama dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri. Peneliti
menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis model interaktif (Interactive Model of Analysis). Tiga
komponen analisis yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu reduksi data,
sajian data dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan bentuk interaktif dengan
proses pengumpulan data (data collecting) sebagai suatu siklus.
Paparan Data
1. Observasi
Observasi
dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis observasi terus terang atau
tersamar. Dalam hal ini, peneliti melakukan pengumpulan dan menyatakan terus
terang kepada sumber data, bahwa peneliti sedang melakukan penelitiaan.
2. Wawancara
Pada penelitian ini wawancara akan
dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara digunakan
untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas,
juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan
tersebut telah dibahas atau ditanyakan.
3. Pelaksanaan
Program Kegiatan
Kegiatan bimbingan belajar di Dusun
Wonosuko dilaksanakan pada tanggal 1 September 2018 s/d 23 September 2018 pukul
18.00 s/d 20.00 Wib pada hari Minggu-jumat. Setelah dilaksanakan observasi
peneliti mengetahui bahwa pembelajaran di sekolah masih kurang menarik terutama
pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Metode pembelajaran di sekolah hanya dengan
metode cakap simak tanpa menggunakan media yang menarik sehingga minat dan
keterampilan siswa sangatlh berkurang. Dengan itu peneliti berencana mengunakan
media pembelajaran yang menarik di kelompok bimbingan belajar sebagai pembantu
proses pembelajaran siswa.
Pembahasan
Hasil
Tahap
awal penelitian ini adalah peneliti mengadakan studi pendahuluan dengan
melakukan observasi dan pre tes terhadap kelas VI Kelompok bimbingan belajar Mandiri dusun Wonosuko desa
Tawangsari Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Peneliti memberikan 10 butir soal setiap satu jawaban
yang benar mendapatkan 20 skor.
Pre tes dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa kelas. Berdasarkan hasil observasi dan tes ditemukan permasalahan berupa keterampilan pantun pada siswa
sangat rendah dan materi pantun merupakan materi yang kurang diminati dan
terasa membosankan bagi siswa.
Metode pembelajaran pantun
yang selama ini diajarkan di
sekolah mereka rata-rata masih pada metode yang telah
ada yaitu metode klasikal, dengan pemberian tugas atau dengan metode diskusi. Hasil
yang ada saat ini masih dirasakan pembelajaran pantun kurang diminati oleh para siswa
hal ini tampak pada hasil pre tes siswa hasilnya kurang memuaskan yaitu nilai dibawah angka 50 dengan rincian nilai sebagai berikut;
NO
|
NAMA
|
NILAI
|
1
|
Eva
Luthfiana Wahyuni
|
40
|
2
|
Sofianti
Maulidah
|
20
|
3
|
Umi
Khafidoh
|
40
|
Tahap
observasi kedua adalah peneliti melakukan tindakan langsung dengan memberikan
pengajaran pantun melalui media pembelajaran Rubik Kertas yang sebelumnya telah
dibuat oleh peneliti. Pada tahap pengajaran ini, peneliti menerangkan
pengertian pantun dan ciri-ciri pantun dengan pembantu materi yang disedikan
menggunakan Prezi dan memperkenalkan Rubik Kertas sebagai media
pembelajaran kepada Siswa. Respon
siswa sangan baik pada tahap ini
dan mampu menjawab pertanyaan peneliti serta siswa mampu mempresentasikan
kembali apa yang dipresentasikan.
Tahap observasi ketiga peneliti memerintah siswa untuk
mengaplikasikan Rubik Kertas dengan mencocokkan tiap bait pantun menjadi
susunan pantun yang benar. Selain mencocokkan bait pantun, siswa juga dapat
menggunakan Rubik Kertas dengan menyamakan warna. Respon siswa pada tahap ini sangat baik. Proses
penilaian pada tahap ini, peneliti memerintahkan siswa untuk mencocokkan lima
jenis pantun. Setiap satu jawaban benar mendapatkan 20 skor. Siswa dapat
mencocokkan pantun dengan benar dengan rincian nilai sebagai berikut;
NO
|
NAMA
|
NILAI
|
1
|
Eva
Luthfiana Wahyuni
|
80
|
2
|
Sofianti
Maulidah
|
100
|
3
|
Umi
Khafidoh
|
100
|
Berdasarkan nilai siswa
di atas dapat disimpulkan bahwa, terdapat peningkatan penilaian hasil belajar
siswa setelah peneliti menerapkan media pembelajaran Rubik Kertas.
Peneliti
mewawancarai siswa terkait media pembelajaran Rubik Kertas setelah observasi
ketiga. Siswa mengungkapkan bahwa, media pembelajaran Rubik Kertas dapat
membantu peningkatan keterampilan pantun, dengan media tersebut, minat belajar
siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi pantun menjadi
baik. Berdasarkan
hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa, media pembelajaran Rubik
Kertas dapat membantu peningkatan keterampilan pantun siswa dan minat belajar
siswa pada pembelajaran pantun.
Berdasarkan
hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran Rubik Kertas sangat berpengaruh bagi pembelajaran pantun karena dapat membantu peningkatan
keterampilan pantun serta nilai hasil belajar siswa.
Kesimpulan
dan Refleksi
1. Kesimpulan
Proses belajaran
diperlukan metode dan media pembelajaran yang menarik, khususnya pada tingkat
SD/MI karena pada tingkatan tersebut tingkat minat bermain labih tinggi dari
tingkat minat belajar siswa. Dengan hal itu, jika saat kegiatan belajar
mengajar guru menyelangi memberikan permaian kepada siswa karena permainan
dapat membantu menumbuhkan minat belajar siswa lebih baik dan menghasilkan
nilai yang baik pula, seperti pada pembelajaran pantun dengan media Rubik
Kertas. Media pembelajaran tersebut selain belajar, siswa juga dapat bermain
yaitu dengan mencookkan pantun menjadi susunan yang padu dan warna menjadi
sama.
2. Refleksi
Saat pembelajaran gunakanlah media pembelajaran yang
menarik karena dengan media pembelajaran yang menarik dapat meumbuhkan minat
belajar siswa. Salah satunya yaitu media pembelajaran pantun Rubik Kertas.
Selain memberikan inovasi baru terkait media pembelajaran, guru dianjurkan
untuk mengajarkan kepada siswa bagaimana proses pembuatan media pembelajaran
yang telah dikenalkan kepada siswa agar di luar sekolah sehingga siswa dapat
membuat media pembelajaran tersebut dan dapat mengenalkannya kepada teman di
luar sekolah mereka. Secara tidak langsung selain bermanfaat bagi siswa media
pembelajaran tersebut juga bermanfaat untuk orang lain.
Daftar
Rujukan
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto.
(2010). MEDIA PEMBELAJARAN: Peranannya
Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyajarta: Gava Media.
Muryanto,
A.K. 2015. Mengenal Pantun. Surabaya: JP Books.
Raharja,
Bintang Angkasa. 2015. Belajar Berbalas Pantun. Surabaya: JP Books.
Sugiyono.
2015. Metode Penelitian Kuant itatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Lampiran Wawancara
Wawancara
1
Peneliti : bagaimana respon
adek-adek tentang pantun ?
Siswa 1 : Membosankan kak.
Peneliti
: apa alasannya ?
Siswa 2 :
karena proses belajar di sekolah tidak menarik kak.
Peneliti
: apakah guru di sekolah
menggunkan media saat pembelajaran ?
Siswa 1 :
tidak kak
Siswa
3 : tidak pernah kak.
Siswa 2 :
bu guru hanya menjelaskan kak.
Peneliti :
apakah kalian mau belajar bersama kakak dengan menggunakan media ?
Siswa
1 : mau kak.
Siswa
3 : ayo kak belajar sekraang.
Peneliti :
belajarnya di pertemuan akan dating ya dek.
Siswa
2 : baik kak.
Wawancara
2
Peneliti
: bagaimana respon adek
terkait media pembelajaran yang kakak
berikan?
Siswa
1 : menyenangkan kak
Siswa
2 : kak ajari kita buat media
ya.
Siswa
3 : iya kak, agar kita bias
buat sendiri di rumah.
Peneliti
: iya, setelah ini kita praktek
membuat rubik,
Peneliti : setelah kalian kenal media
pembelajaran rubik, bagaimana respon kalian terkait pantun ?
Siswa
1 : kita jadi suka belajar
pantun kak
Siswa
3 : iya, karena belajarnya
sambil bermain.
Peneliti
: besok kita belajar lagi
ya.
Lampiran soal awal
observasi
SOAL PANTUN
SOAL
1
1.
Kalimat baris kedua untuk
melengkapi pantun dibawah ini adalah … … …
Kalau
kedelai sudah ditanam
…
… … … …
Kalau
budi sudah ditanam
Jangan
lagi meminta balas
a.
Sifat hidup janganlah malas
b.
Tinggal pilih angka sebelas
c.
Ada budi ada talas
d.
Jangan lagi meminta talas
2.
Perhatikan pantun rampung berikut
!
Anak
ayam turun sepuluh
Mati
satu tinggal Sembilan
………………
………………
Larik yang tepat untuk melengkapi isi
pantun adalah … … …
a.
Tuntutlah ilmu dengan
sungguh-sungguh
Supaya
hidupmu bahagia
b.
Tuntutlah ilmu dengan
sungguh-sungguh
Supaya
kamu tidak sengsara
c.
Tuntutlah ilmu dengan
sungguh-sungguh
Supaya
kamu tidak ketinggalan
d.
Tuntutlah ilmu dengan
sungguh-sungguh
Supaya
selamat dunia akhirat
SOAL
2
Jodohkan lah pantun dibawah ini dengan
tepat !
Banyak sayur dijual di
pasar
Banyak juga menjual
ikan
|
Ayo kawan belajar
pantun
Hati gembira ilmu pun
dapat
|
|||
Ayo kawan
melihat pantun
Bisa tertawa melepas
penat
|
Kalau kamu sudah lapar
Cepat-cepatlah pergi
makan
|
|||
Jalan-jalan ke
pulau buru
Sungguh elok mentari
pagi
|
Ingatlah selalu
nasehat guru
Belajar giat raih
prestasi
|
Lampiran rekapitulasi
penilaian tes observasi akhir
No
|
Nama
|
Nilai soal ke :
|
Jumlah
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1
|
Eva Luthfiana Wahyuni
|
20
|
0
|
20
|
20
|
20
|
80
|
2
|
Sofianti Maulidah
|
20
|
20
|
20
|
20
|
20
|
100
|
3
|
Umi Khafidoh
|
20
|
20
|
20
|
20
|
20
|
100
|
Keterangan :
Jawaban benar = 20
Jawaban salah = 0
Komentar
Posting Komentar