PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT BAHASA
MAKALAH
PENGERTIAN DAN
RUANG LINGKUP FILSAFAT BAHASA
Disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Bahasa
Dosen Pengampu
:Wawan Hermawan, M. Pd.
Naimatul Jannah
5.15.06.13.0.023
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan kepada saya dalam pentusunan laporan ini.
Sholawat beriring salam juga tak lupa kami sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menghantarkan kehidupan ini menjadi lebih beradab.
Dalam penyusunan makalah ini banyak mengalami hambatan namun berkat arahan dan bimbingan
dari berbagai pihak maka kami dapat menyelesaikan lmakalahini dengan baik. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu kami bapak WawanHermawan, M. Pd. Yang telah banyak membantu kami untuk menyelesaikan makalah
ini. Dan kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga
laporan ini dapat diselesaikan.
Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih banyak terhadap
kekurangan dan kekeliruan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
saran dan kritik pembaca kami harapkan demi kesempurnaan di masa yang akan
datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.
Mojokerto, 01 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................
I
DAFTAR ISI
...............................................................................................................
II
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................
1
A. Latar Belakang .....................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................
2
C. Tujuan Masalah
....................................................................................................
2
BAB II
PEMBAHASAN .............................................................................................
3
A.
Pengertianfilsafatbahasa
......................................................................................
3
B.
Ruanglingkupfilsafat
Bahasa …….…………..................................................... 6
BAB III PENUTUP
.....................................................................................................
9
A. Simpulan
.............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
.................................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hubungan bahasa
dengan masalah-masalah filsafat telah lama menjadiperhatian para filsuf, bahkan
hal ini telah berlangsung sejak zaman Yunani. Namundemikian pasang surut
perhatian filsafat terhadap bahasa tidaklah sama, karenahal ini sangat di
pengaruhi oleh perkembangan problem-problem filsafat padazaman tertentu.
Sebagai suatu contoh problema filsafat yang menyangkutpertanyaan, keadilan,
kebaikan, kebenaran dan kewajiban hakikat ada danpertanyaan-pertanyaan
fundamental lainnya dapat dijelaskan denganmenggunakan metode analisis bahasa.
Tradisi inilah oleh para ahli filsafat disebutsebagai filsafat analitik yang
berkembang di Eropa terutama di Inggris pada abad XX.
Pada zaman
Yunani filsafat merupakan dasar untuk memandang hakikatsegala sesuatu termasuk
bahasa. Hal ini dapat dipahami karena pada zamantersebut belum berkembang ilmu
pengetahuan modern.Pada zaman Romawi objek perhatian filusuf terhadap bahasa
berkembangkearah karya gramatik bahasa latin dan tokoh-tokoh yang terkenal
adalah Varrodan Priscia. Perhatian filusuf menjadi semakin besar ketika zaman
abad pengetahuan,yang ditandai dengan tujuh sistem utama yaitu, Trivium yang
meliputi gramatikadialektika (logika), dan retorika, serta Quadrivium yang
mencakup aritmetika,geometrika, astronomt dan music.
Pada zaman
modern yang di tandai dengan Reanisance dan Afklarung,pemikiran-pemikiran
filsafat secara berangsur-angsur berkembang kearahtimbulnya Ilmu Pengetahuan
alam modern.Demikianlah sekilas perkembangan filsafat bahasa yang selain
memberikanwawasan bagi kita tentang pasang surut perhatian filosof terhadap
bahasa jugamenunjukkan aksentuasi konseptual filosofis terhadap bahasa, serta
ruang lingkupfilsafat bahasa yang sangat beraneka ragam dan kompleks.Logika
ialah bahwa anda harus selalu kembali lagi pada pengalamanlangsung dan konkret
meskipun sedikit, dengan latar belakang ini anda bisamemahami filsafat-filsafat
yang punya latar belakang studi logika, seperti logisisme,filsafat analisis dan
lain-lain.
Di dalam diri
subjek kesatuan dalam brerfikir serta bertindak menghasilkanpengetahuan secara
berangsur-angsur bertambah luas serta memndalam, yangterutama dalam bahasa dan
yang dapat diperberitahukan pada sesame subjek yangmakalah ruang lingkup
filsafat bahasalain. Kini Ilmu memberikan bentuk yang lebih mendasar dari
pertama sertapertangjawaban, penanganan penguasaan bahasa, dibandingkan dengan
bicaraandi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Filsafat Bahasa ?
2. Bagaimana Ruang Lingkup Filsafat Bahasa?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mendeskripsikan Ruang Lingkup Filsafat Bahasa.
2. Untuk Mendeskripsikan Objek Filsafat Bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Bahasa
Filsafat bahasa
sebagai salah satu cabang filsafat memang mulai dikenal dan berkembang pada
abad XX ketika para filusuf mulai sadar bahwa terdapat banyak masalah-masalah
dan konsep-konsep filsafat baru dapat dijelaskan melalui analisis bahasa,
karena bahasa merupakan sarana yang vital dalam filsafat. Berbeda dengan
cabang-cabang filsafat lainnya. Filsafat bahasa termasuk bidang yang kompleks
dan sulit ditemukan lingkup pengertiannya. Namun demikian bukanlah berarti
filsafat bahasa itu merupakan bidang filsafat yang tidak jelas objek pembahasannya
melainkan para filusuf bahasa memiliki aksentuasi yang beraneka ragam sehingga
penekanannya juga beraneka ragam. Walaupun bidang filsafat bahasa baru dikenal
dan berkembang pada abad XX, namun berdasarkan fakta sejarah hubungan filsafat
dengan bahasa telah berlangsung lama bahkan sejak zaman Yunani.
Filsafat bahasa
mengandung upaya untuk memecahkan masalah-masalahfilosofis dengan cara
menganalisis makna kata dan hubungan logis antarkata didalam bahasa. Filsafat
bahasa mengandung upaya untuk unsur-unsur umum dalambahasa seperti makna,
acuan, tindak tutur dan ketidaknalaran. Filsafat bahasa itumerupakan suatu
pokok persoalan dalam filsafat; sedangkan filsafat kebahasaanterutama merupakan
nama metode filosofis. Bahasan mengenai filsafat bahasamodern dapat kita lihat
pada karya pakar filsafat dan matematika terkenal dariJerman bernama Gottlob
Frege. Frege ingin menunjukkan bahwa matematikaditurunkan dan ditemukan pada
logika. Untuk melihat perkembangan latarbelakang dalam perkembangan filsafat
bahasa dapat kita lihat dari pandanganFrege.
Temuan tunggal
Frege yang paling penting dalam filsafat bahasa adalahpembedaan tentang arti
(sense) dan acuan (reference). Dia menjelaskan pembedaanini berdasarkan
persoalan tentang pernyataan keidentikan (identitas). Fregekemudian
mengembangkan pembedaan ini ke arah ungkapan predikat dan keseluruh kalimat.
Dia mengatakan di samping mengungkapkan maknanya,ungkapan predikat juga mengacu
kepada konsep kalimat (setidaknya kalimat yangmemunculkan persoalan kebenaran
dan kekeliruan) mengungkapkan pikiransebagai maknanya dan mempunyai referensi
berupa nilai kebenaran (yaitukeadaan bahwa kalimat itu benar atau keadaan
kalimat itu salah).
Asep Ahmat
Hidayat berpendapat bahwa pengertan filsafat perlu didekatidari dua pandangan, yaitu
filsafat sebagai sebuah ilmu dan filsafat sebagai sebuahmetode. Oleh karena
itu, pengertian filsafat bahasa pun bisa didekati dari duapandangan tersebut.
Jika pengertian filsafat bahasa dilihat dari sebuah ilmu, makafilsafat bahasa
adalah kumpulan hasil pekiran para filosof mengenai hakikatbahasa yang disusun
secara sistematis untuk dipelajari dengan menggunakanmetode tertentu. Sedangkan
jika diartikan sebagai sebuah metode berpikir ia bisadiartikan sebagai metode
berpikir secara mendalam, logis dan universal
mengenaihakikat bahasa.
Bidang
dalam filsafatmenyelidiki asal-usul, hakikat, dan peranan bahasa untuk
pengembangan penalaran manusiasebagai makhluk sosial. Filsafat bahasa sebagai
cabangilmu yang bersifat interdisipliner mencakup linguistik,filsafat, biologi,
logika, psikologi, dan sosiologi bahasa.
Filsafat
bahasa bertujuan menjelaskan fenomena bahasasebagai refleksi keberadaan manusia
dan pertalian antarabahasa dan daya penalaran manusia. Sejak beribu-ributahun
lalu persoalan yang berkaitan dengan hakikatbahasa, konsep, dan daya penalaran
manusiadipermasalahkan oleh filsuf India dan Yunani. Dalamkitab kejadian salah
satu bagian Kitab Suci Kristen,dikatakan bahwa hakikat bahasa terletak pada
Tuhansebagai pencipta. Ketika Tuhan bersabda “Terjadilahterang!”maka terjadilah
terang. Kata berfungsi sebagainama benda. Jika seseorang mengenal nama benda,
iamengenal hakikat benda itu. Kaum sofismempermasalahkan apakah kata berhubungan
secarainheren dengan objek yang ditun juknya atau dipilihsecara sewenang-wenang
karena kebiasaan atauperjanjian.Plato filsuf Yunani (427-347 SM), membedakan
antarakonsep dalam pikiran kita (ide) yang berasal dari Tuhandan konsep yang
hanya dapat dikenal oleh rasio dengandunia yang terbuka bagi pancainderakitamisalnya
ide“segitiga” hanya ada satu, tetapi indera kita dapat melihatbanyak hal yang
berbentuk segitiga.Berbeda dengan Plato, Aristoteles (384-322 SM) berpendapat
bahwa setiap benda adalah substansi yangterdiri atas bentuk dan materi. Bentuk
adalah prinsipmenentukan, karena bentuknya, maka suatu bendamempunyai kodrat
tertentu. Dalam kaitannya denganbahasa yang dimaksud bentuk adalah kelas
kata.Thomas Aquinas (1225-1274) menyempurnakan pendapatAristoteles tentang
bentuk dan materi. Ia berpendapatbahwa materi dan bentuk adalah bentuk
metafisis yangsaling terarah.
Kedua
prinsip ini membentuk semuabenda. Perbedaan antarbenda terjadi karena sesuatu
yangindividual dan individualisasi ini dimungkinkan olehmateri (misalnya bunga
mawar ini dan bunga mawar ituadalah dua individu berbeda).
Pada
abad ke-14 Gulielmus dari Ockham berpen dapatbahwa konsep adalah tanda atau
simbol yangmenunjukkan suatu kelompok benda yang mempunyaipersamaan, artinya
konsep bersifat umum. PendapatOckham ini mendasari aliran nominalisme yang
berbedadengan aliran empirisme dengan pendapat nya bahwabukan hanya bahasa yang
memungkinkan manusia danpengalaman unsur yang menentukan.Jika realitas sangat
berperanan dalam aliran realis membagi kaum rasionalis yang penting adalah ide
dalam rasiotanpa menghiraukan realitas di luar rasio. Pendapat iniadalah dasar
pemikiran ilmu pengetahuan.
MenurutHusserl
harus diciptakan suatu graideal yang bersifatapriori sebagai dasar penalaran
manusia. Gramatika yangmenurut pendapat kaum rasionalis ideal dan bersifat
apriori dikenal sebagai logistik (bahasa logikamatematika). Filsuf naturalis
seperti Jonann GeorgeHamann, Gottfried Herder dan Wilhelm von Humboldt merintis
pendapat bahwa bahasa menjiwai daya penalaran manusia. Bahasa bukan hanya alat
pengenal realitas tetapi merupakan alat satu-satunya penalaran manusia.
Menurut
Wilhelmvon Humboldtbahasa adalah sesuatuyang hidup“Energeia”. Pendapat ini masih
terlihat pada bangsawan Leo Weisgerber dan Benjamin Lee Whorf.Pendapat kaum
naturalis juga mempengaruhi aliraneksistensialisme seperti filsuf Martin
Heidegger sedangkan pendukung filsafat bahasa yang lebih bersifat“idealisme”
seperti Leibnitz, Berkeley, Locke, Stenzelmenekankan bahasa sebagai salah satu
hasil pemikiran manusia.
Russel (1872-1970) filusuf Inggris menyerang idealismedan mengutamakan
analisis logis untuk meng analisisrelasi benda. Dasar pemikiran Russell ini di
lanjutkan olehWittgenstein dalam bukunya Tractatus logicophilosophicus. Ia
berpendapat bahwa bahasamenggambarkan realitas dan makna tidak lain
adalahpenggambaran suatu keadaan faktual dalam realitas.
Denganterbitnya
Philosophische Untersuchungen Wittgenstein membandingkan penggunaan
bahasadengan suatu permainan. Permainan adalah suatuaktivitasdemikian juga
penggunaan bahasa kata-katayang digunakan orang bermakna dalam kegiat an
yangdilakukan orang tersebut.Pendapat Wittgenstein ini mempengaruhi kelompok
filsufOxford, terutama dalam menganalisis bahasa sehari-hari mereka menunjukkan
bagaimana bahasa digunakandalam komunikasi.Aliran ini disebut filsafat
analitisdengan pendukung seperti Gilbert Ryle, John LangshawAustin, John. R.
Searle, dan Peter Frederick Strawson. Aliran filsafat bahasa lainnya ialah
aliran neopositivismeatau positivisme logis yang dikenal juga dengan Lingkungan
Wina dengan tokohnya antara lain RudolfCarnap. Pendukung aliran ini menggu
nakan prinsipverifikasi untuk menentukan apakah suatu ucapanbermakna atau
tidak. Suatu ucapan bermakna jikakebenarannya dapat dibuktikan.Aliran marxisme
mempermasalahkan kaitan bahasadengan prinsip ekonomi dan fungsi bahasa
sebagaipembentuk ideologi. Masalah pertalian antar bahasa, daya penalaran
manusia dan realitas tetap merupakan masalah aktual sampai saatini.
B. Ruang lingkup Filsafat Bahasa
Filsafat bahasa
merupakan cabang filsafat khsus yang memiliki objekmaterial bahasa. Berbeda
dengan cabang-cabang serta bidang-bidang filsafat lainnya, filsafat bahasa
dalam perrkembangannya tidak mempunyai prinsipprinsipyang jelas dan
terdifinisikan dengan baik (Alston, 1964 :1). Hal ini disebabkan karena penganut-penganut filsafat
Bahasa atau tokoh-tokoh filsafat bahasa masing-masing mempunyai perhatian dan
caranya sendiri-sendiri meskipun juga terdapat persamaan diantara mereka, yaitu
bahwa mereka kesemuanya menaruh perhatian terhadap bahasa baik sebagai objek
material dalam berfilsafat maupun bagaimana bahasa itu berfungsi dalam kegiatan
filsafat. Dalam sejarah perkembangannya aksentuasi filsuf bahasa menunjukkan
minat perhatian yang berbeda dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan problema
filosofis pada zamannya masing-masing. Namun demikian satu hal yang penting
untuk diketahui, bahwa betatapun terhadap berbagai macam perbedaan tentang
perhatian filosof terhadap bahasa, yang pasti terhadap hubungan yang sangat
erat antara filsafat dengan bahasa karena merupakan alat dasar dan utama
dalam filsafat.
Berdasarkan
alasan tersebut di atas maka pembahasan filsafat bahasa meliputi masalah
sebagai berikut:
1.
Salah satu tugas filsafat utama adalah
analisis konsep-konsep (conceptual analysis),oleh karena itu salah satu bidang
filsafat bahasa adalah untuk memberikananalisis yang adekuat tentang
konsep-konsep dasar dan hal ini dilakukanmelalui analisis bahasa. Meskipun sebenarnya seorang filusuf dapat
menggunakan analisisnya untuk setiap konsep dasar yang berkenaan dengan bahasa
tetapi dalam kenyataannya kecenderungan yang ada ialah untuk memusatkan
perhatiannya pada konsep-konsep semantis. Ha ini disebabkan karena sesuatu kata
tertentu dan yang nampak sedemikian rupa sehingga menimbulkan refleksi filosofis. Dalam pengertian inilah pada abad XX filsafat bahasamemiliki aksentuasi
pada filsafat analitik. Oleh karena itu lingkup filsafat bahasa yang utama membahas filsafat
analitik baik menyangkut perkembangan maupun konsep-konsep dari para tokoh.
2.
Tidak tepat bilamana lingkup pembahasan filsafat bahasa
itu hanya berkaitan dengan filsafat
analitik. Lingkup lain filsafat bahasa adalah berkenaan dengan penggunaan dan
fungsi bahasa yaitu pembahasan tentang bahasa dalam hubungannya dengan
penggunaan bagi tindakan manusia.
3.
Berkenaan dengan teori makna dan dimensi-dimensi makna. Pembahasan tentang
lingkup inilah filsafat bahasa memiliki keterkaitan erat denganlinguistic yaitu
bidang sistematik.
4.
Selain
masalah-masalah tersebut di atas, filsafat bahasa sebagaimana cabang-cabang filsafat lainnya membahas hakikat bahasa sebagai
objekmaterial filsafat, bahkan lingkup pembahasan ini telah lama di tekuni
olehpara filsuf. Antara lain hakikat bahasa secara ontologis sebagai dualismebentuk
dan bentuk dan lain sebagaimanya. Demikian juga
hubungan bahasa dengan pikiran, kebudayaan, kounikasi manusia dan
bidangan-bidang lainnya yang prinsipnya berkenaan dengan pembahasan bahasa sampai
hakikatnya yang terdalam.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pemaparan dari bab pembahasan di atas maka
adapun yang dapat ditarik sebagai simpulan:
1.
Filsafat bahasa mengandung
upaya untuk memecahkan masalah-masalahfilosofis dengan cara menganalisis makna
kata dan hubungan logis antarkata didalam bahasa. Filsafat bahasa mengandung
upaya untuk unsur-unsur umum dalambahasa seperti makna, acuan, tindak tutur dan
ketidaknalaran. Filsafat bahasa itumerupakan suatu pokok persoalan dalam filsafat;
sedangkan filsafat kebahasaanterutama merupakan nama metode filosofis. Bahasan
mengenai filsafat bahasamodern dapat kita lihat pada karya pakar filsafat dan
matematika terkenal dariJerman bernama Gottlob Frege. Frege ingin menunjukkan
bahwa matematikaditurunkan dan ditemukan pada logika. Untuk melihat
perkembangan latarbelakang dalam perkembangan filsafat bahasa dapat kita lihat
dari pandanganFrege.
2. Filsafat bahasa
merupakan cabang filsafat khsus yang memiliki objekmaterial bahasa. Berbeda
dengan cabang-cabang serta bidang-bidang filsafat lainnya, filsafat bahasa
dalam perrkembangannya tidak mempunyai prinsipprinsipyang jelas dan
terdifinisikan dengan baik (Alston, 1964 :1).
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan.
2002. Filsafat Bahasa. Yogyakarta : Paradigma.
Bertens, K.
1981. Filsafat bahasa dalam abad XX. Gramedia: Jakarta.
Hidayat,
Asep Ahmat. 2006. Filsafat Bahasa
Mengungkap Hakikat Bahasa Makna dan Tanda.
PT. Remaja Rosdakarya:
Bandung.
Komentar
Posting Komentar